Rabu, 21 Desember 2011

Emile Durkheim - Teori Solidaritas

The Division of Labor in Society

Buku The Division of Labor in Society merupakan suatu upaya Durkheim untuk mengkaji suatu gejala yang melanda masyarakat yaitu pembagian kerja. Ia mengemukakan bahwa di bidang perekonomian seperti di bidang industri modern terjadi penggunaan mesin serta konsentrasi modal dan tenaga kerja yang mengakibatkan pembagian kerja dalam bentuk spesialisasi dan pemisahan okupasi yang semakin rinci. Tujuan kajian tersebut adalah untuk memahami fungsi pembagian kerja dan utnuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa masyarakat modern tidak diikat oleh kesamaan antara orang-orang yang melakukan pekerjaan yang sama. Akan tetapi pembagian kerjalah yang mengikat masyarakat dengan memaksa mereka agar tergantung satu sama lain. 

Solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Jika dilihat pembagian kerja memang menjadi tuntutan ekonomi yang bisa merusak solidaritas sosial akan tetapi menurut Durkheim fungsi ekonomis yang dimainkan oleh pembagian kerja ini menjadi tidak pentinngjika dibandingkan dengan efek moralitas yang dihasilkannya. Maka fungsi sesungguhnya dari pembagian kerja adalah untuk menciptakan solidaritas antara dua orang atau lebih. Dalam The Division of Labor in Society Durkheim menggunakan ide patologis untuk mengkritik bentuk “ abnormal” yang ada dalam pembagian kerja masyarakat modern.

Pembagian kerja tersebut adalah:

a. Pembagian kerja anomik, yaitu tidak adanya regulasi dalam masyarakat yang menghargai individualitas yang terisolasi dan tidak mau memberi tahu masyarakat tentang apa yang harus mereka kerjakan. Hal ini mengacu pada suatu kondisi sosial dimana manusia kekurangan pengendalian moral.

b. Pembagian kerja yang dipaksakan, yaitu aturan yang dapat menimbulkan konflik dan isolasi serta yang akan meningkatkan anomi. Hal ini menunjuk pada norma yang ketinggalan zaman dan harapan-harapan individu, kelompok, dan kelas masuk ke dalam posisi yang tidak sesuai bagi mereka.

c. Pembagian kerja yang terkoordinasi dengan buruk, disini Durkheim kembali menyatakan bahwa solidaritas organis berasal dari saling ketergantungan antarmereka. Jika spesialisasi seseorang tidak lahir dari saling ketergantungan yang makin meningkat melainkan dalam isolasi, maka pembagian kerja tidak akan terjadi di dalam solidaritas sosial
.
Pemikiran sosiologis Emile Durkheim mengenai pembagian kerja dalam masyarakat dianalisis melalui solidaritas sosial. Tujuan analisis tersebut menjelaskan pengaruh (atau fungsi) kompleksitas dan spesialisasi pembagian kerja dalam struktur sosial dan perubahan-perubahan yang diakibatkannya dalam bentuk-bentuk pokok solidaritas
.
1.  Solidaritas Mekanis

Solidaritas mekanis dibentuk oleh hukum represif karena anggota masyarakat jenis ini memiliki kesamaan satu sama lain dan karena mereka cenderung sangat percaya kepada moralitas bersama. Apapun pelanggaran terhadap sistem bersama tidak akan dianggap main-main oleh setiap individu. Pelanggar akan dihukum atas pelanggarannya terhadap sistem moral kolektif. Meskipun pelanggaran terhadap sistem moral hanya merupakan pelanggaran kecil namun mungkin saja akan dihukum dengan hukuman yang berat.

Menurut Durkheim solidaritas mekanis dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana, masyarakat yang disebutnya dengan “segmental”. Pada masyarakat tersebut belum terdapat pembagian kerja yang berarti. Dengan demikian tidak terdapat saling ketergantungan antarkelompok yang berbeda karena masing-masing kelompok dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan masing-masing kelompok juga terpisah satu sama lain. Tipe solidaritas tersebut yang didasarkan atas kepercayaan dan kesetiakawanan ini diikat oleh suatu collective conscience (kesadaran kolektif) yaitu suatu sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota masyarakat.

2. Solidaritas Organis

Masyarakat dengan solidaritas organis dibentuk oleh hukum restitutif. Dimana seseorang yang melanggar harus melakukan restitusi untuk kejahatan mereka. Pelanggaran dilihat sebagai serangan terhadap individu tertentu atau sekmen tertentu dari masyarakat bukannya terhadap sistem moral itu sendiri. Dalam hal ini, kurangnya moral kebanyakan orang tidak melakukan reaksi secara emosional terhadap pelanggaran hukum.  Durkheim berpendapat masyarakat modern bentuk solidaritas moralnya mengalami perubahan bukannya hilang. 

Dalam masyarakat ini, perkembangan kemandirian yang diakibatkan oleh perkembangan pembagian kerja menimbulkan kesadaran-kesadaran individual yang lebih mandiri, akan tetapi sekaligus menjadi semakin tergantung satu sama lain, karena masing-masing individu hanya merupakan satu bagian saja dari suatu pembagian pekerjaan sosial. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat dengan solidaritas organis bertahan karena perbedaan yang ada di dalamnya, dengan fakta bahwa semua orang memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Solidaritas organis merupakan sebuah sistem terpadu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling tergantung seperti bagian-bagian suatu organisme biologis. Berbeda dengan solidaritas mekanik yang didasarkan padda kesadaran kolektif maka solidaritas organis didasarkan pada hukum dan akal.

3. Kesadaran Kolektif dalam Masyarakat Organik

Pada masyarakat organik, kesadaran kolektif lebih berperan untuk menumbuhkan solidaritas sosial, memperkuat ikatan yang muncul dari adanya saling ketergantungan fungsional yang semakin bertambah. Pertumbuhan dalam pembagian kerja (solidaritas organis sebagai hasilnya) tidak menyebabkan hilangnya kesadaran kolektif tetapi hanya mengurangi arti penting dari kesadaran kolektif tersebut. 

Durkheim menekankan pada pentingnya kesadaran kolektif bersama yang mungkin ada dalam berbagai kelompok pekerjaan dan profesi. Keserupaan dalam kegiatan-kegiatan dan kepentingan pekerjaan memperlihatkan suatu homogenitas internal yang memungkinkan berkembangnya kebiasaan, kepercayaan, perasaan, dan prinsip moral atau kode etik bersama.

4. Evolusi Sosial

Kesadaran kolektif yang mendasari solidaritas mekanik paling kuat berkembang pada masyarakat primitif. Kerena pembagian kerja semakin meluas, kesadaran kolektif perlahan-lahan mulai hilang. Tetapi heterogenitas yang semakin bertambah ini tidak menghancurkan solidaritas sosial, sebaliknya semakin membuat individu atau kelompok saling ketergantungan satu sama lain. Meningkatnya secara bertahap saling ketergantungan fungsional dalam berbagai bagian dalam masyarakat ini memberikan alternatif baru untuk kesadaran kolektif sebagai solidaritas sosial.

3 komentar: