The Division of Labor in Society
Buku The Division of Labor in Society merupakan suatu upaya Durkheim
untuk mengkaji suatu gejala yang melanda masyarakat yaitu pembagian
kerja. Ia mengemukakan bahwa di bidang perekonomian seperti di bidang
industri modern terjadi penggunaan mesin serta konsentrasi modal dan
tenaga kerja yang mengakibatkan pembagian kerja dalam bentuk
spesialisasi dan pemisahan okupasi yang semakin rinci. Tujuan kajian
tersebut adalah untuk memahami fungsi pembagian kerja dan utnuk
mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Dalam buku tersebut
juga dijelaskan bahwa masyarakat modern tidak diikat oleh kesamaan
antara orang-orang yang melakukan pekerjaan yang sama. Akan tetapi
pembagian kerjalah yang mengikat masyarakat dengan memaksa mereka agar
tergantung satu sama lain.
Solidaritas menunjuk pada suatu
keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada
perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh
pengalaman emosional bersama. Jika dilihat pembagian kerja memang
menjadi tuntutan ekonomi yang bisa merusak solidaritas sosial akan
tetapi menurut Durkheim fungsi ekonomis yang dimainkan oleh pembagian
kerja ini menjadi tidak pentinngjika dibandingkan dengan efek moralitas
yang dihasilkannya. Maka fungsi sesungguhnya dari pembagian kerja adalah
untuk menciptakan solidaritas antara dua orang atau lebih. Dalam The
Division of Labor in Society Durkheim menggunakan ide patologis untuk
mengkritik bentuk “ abnormal” yang ada dalam pembagian kerja masyarakat
modern.
Pembagian kerja tersebut adalah:
a. Pembagian kerja
anomik, yaitu tidak adanya regulasi dalam masyarakat yang menghargai
individualitas yang terisolasi dan tidak mau memberi tahu masyarakat
tentang apa yang harus mereka kerjakan. Hal ini mengacu pada suatu
kondisi sosial dimana manusia kekurangan pengendalian moral.
b. Pembagian kerja yang dipaksakan, yaitu aturan yang dapat menimbulkan
konflik dan isolasi serta yang akan meningkatkan anomi. Hal ini menunjuk
pada norma yang ketinggalan zaman dan harapan-harapan individu,
kelompok, dan kelas masuk ke dalam posisi yang tidak sesuai bagi mereka.
c. Pembagian kerja yang terkoordinasi dengan buruk, disini Durkheim
kembali menyatakan bahwa solidaritas organis berasal dari saling
ketergantungan antarmereka. Jika spesialisasi seseorang tidak lahir dari
saling ketergantungan yang makin meningkat melainkan dalam isolasi,
maka pembagian kerja tidak akan terjadi di dalam solidaritas sosial
.
Pemikiran
sosiologis Emile Durkheim mengenai pembagian kerja dalam masyarakat
dianalisis melalui solidaritas sosial. Tujuan analisis tersebut
menjelaskan pengaruh (atau fungsi) kompleksitas dan spesialisasi
pembagian kerja dalam struktur sosial dan perubahan-perubahan yang
diakibatkannya dalam bentuk-bentuk pokok solidaritas
.
1. Solidaritas Mekanis
Solidaritas
mekanis dibentuk oleh hukum represif karena anggota masyarakat jenis
ini memiliki kesamaan satu sama lain dan karena mereka cenderung sangat
percaya kepada moralitas bersama. Apapun pelanggaran terhadap sistem
bersama tidak akan dianggap main-main oleh setiap individu. Pelanggar
akan dihukum atas pelanggarannya terhadap sistem moral kolektif.
Meskipun pelanggaran terhadap sistem moral hanya merupakan pelanggaran
kecil namun mungkin saja akan dihukum dengan hukuman yang berat.
Menurut
Durkheim solidaritas mekanis dijumpai pada masyarakat yang masih
sederhana, masyarakat yang disebutnya dengan “segmental”. Pada
masyarakat tersebut belum terdapat pembagian kerja yang berarti. Dengan
demikian tidak terdapat saling ketergantungan antarkelompok yang berbeda
karena masing-masing kelompok dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan
masing-masing kelompok juga terpisah satu sama lain. Tipe solidaritas
tersebut yang didasarkan atas kepercayaan dan kesetiakawanan ini diikat
oleh suatu collective conscience (kesadaran kolektif) yaitu suatu sistem
kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota
masyarakat.
2. Solidaritas Organis
Masyarakat dengan
solidaritas organis dibentuk oleh hukum restitutif. Dimana seseorang
yang melanggar harus melakukan restitusi untuk kejahatan mereka.
Pelanggaran dilihat sebagai serangan terhadap individu tertentu atau
sekmen tertentu dari masyarakat bukannya terhadap sistem moral itu
sendiri. Dalam hal ini, kurangnya moral kebanyakan orang tidak melakukan
reaksi secara emosional terhadap pelanggaran hukum. Durkheim
berpendapat masyarakat modern bentuk solidaritas moralnya mengalami
perubahan bukannya hilang.
Dalam masyarakat ini, perkembangan
kemandirian yang diakibatkan oleh perkembangan pembagian kerja
menimbulkan kesadaran-kesadaran individual yang lebih mandiri, akan
tetapi sekaligus menjadi semakin tergantung satu sama lain, karena
masing-masing individu hanya merupakan satu bagian saja dari suatu
pembagian pekerjaan sosial. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat dengan
solidaritas organis bertahan karena perbedaan yang ada di dalamnya,
dengan fakta bahwa semua orang memiliki pekerjaan dan tanggung jawab
yang berbeda-beda. Solidaritas organis merupakan sebuah sistem terpadu
yang terdiri atas bagian-bagian yang saling tergantung seperti
bagian-bagian suatu organisme biologis. Berbeda dengan solidaritas
mekanik yang didasarkan padda kesadaran kolektif maka solidaritas
organis didasarkan pada hukum dan akal.
3. Kesadaran Kolektif dalam Masyarakat Organik
Pada
masyarakat organik, kesadaran kolektif lebih berperan untuk menumbuhkan
solidaritas sosial, memperkuat ikatan yang muncul dari adanya saling
ketergantungan fungsional yang semakin bertambah. Pertumbuhan dalam
pembagian kerja (solidaritas organis sebagai hasilnya) tidak menyebabkan
hilangnya kesadaran kolektif tetapi hanya mengurangi arti penting dari
kesadaran kolektif tersebut.
Durkheim menekankan pada pentingnya
kesadaran kolektif bersama yang mungkin ada dalam berbagai kelompok
pekerjaan dan profesi. Keserupaan dalam kegiatan-kegiatan dan
kepentingan pekerjaan memperlihatkan suatu homogenitas internal yang
memungkinkan berkembangnya kebiasaan, kepercayaan, perasaan, dan prinsip
moral atau kode etik bersama.
4. Evolusi Sosial
Kesadaran
kolektif yang mendasari solidaritas mekanik paling kuat berkembang pada
masyarakat primitif. Kerena pembagian kerja semakin meluas, kesadaran
kolektif perlahan-lahan mulai hilang. Tetapi heterogenitas yang semakin
bertambah ini tidak menghancurkan solidaritas sosial, sebaliknya semakin
membuat individu atau kelompok saling ketergantungan satu sama lain.
Meningkatnya secara bertahap saling ketergantungan fungsional dalam
berbagai bagian dalam masyarakat ini memberikan alternatif baru untuk
kesadaran kolektif sebagai solidaritas sosial.
mengutip dari mana ini neng? kang?
BalasHapusjika boleh tau, dari sumber mana kah ini?
BalasHapussumbernya mana ya
BalasHapus